BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Jumlah penduduk dunia semakin hari semakin
bertambah. Setiap pertumbuhan penduduk selalu menuntut pertumbuhan
faktor-faktor persediaan kebutuhan (supply)
yang meliputi pangan, papan, sandang, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya (Siahaan,
2004). Pangan sebagai kebutuhan primer harus bisa memenuhi kebutuhan
masyarakat, termasuk di Indonesia.
Di Indonesia sendiri padi atau beras masih
berperan sebagai pangan utama dan bahkan sebagai sumber perekonomian sebagian
besar penduduk di pedesaan. Hal ini tersurat
pada rumusan pembangunan pertanian bahwa sasaran indikatif produksi komoditas
utama tanaman pangan sampai tahun 2006 dan cadangan pangan pemerintah juga
masih berbasis pada beras. Dibandingkan
dengan bahan pangan lainnya, beras merupakan sumber energi dan sumber protein
paling murah. Oleh karena itu, peranan beras sebagai pangan utama tampaknya
sulit tergantikan oleh komoditas pangan lain (Aryunis dkk, 2008; Darwanto, 2005).
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang
Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Pemalang Tahun 2011-2031, Kabupaten Pemalang berpotensi untuk mengembangkan
sektor pertanian, yaitu program sawah lestari/lahan sawah abadi (Anonim, 2011).
Di Kabupaten Pemalang peningkatan produksi
padi masih berpeluang ditingkatkan dengan mengintroduksikan paket teknologi
budidaya varietas unggul padi sawah. Penggunaan padi varietas unggul merupakan
salah satu metode perbaikan teknis budidaya yang sangat erat kaitannya dengan
peningkatan produktivitas padi sawah.
Di sisi lain, orang semakin arif dalam
memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya hidup
sehat dengan slogan “Back to Nature”
telah menjadi trend baru meninggalkan pola hidup lama yang menggunakan bahan
kimia non alami, seperti pupuk, pestisida kimia sintetis, dan hormon tumbuh
dalam produksi pertanian. Pangan yang sehat dan bergizi tinggi dapat diproduksi
dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik (Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2002).
Pertanian
organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik
adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman
bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya
hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan
jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan
nutrisi tinggi (nutritional attributes)
dan ramah lingkungan (eco-labelling
attributes). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk
pertanian organik dunia meningkat pesat (Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 2002).
Padi
hasil pertanian organik ini selain untuk memenuhi kebutuhan lokal masyarakat
Kabupaten Pemalang juga bisa untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Hal ini tidak
menutup kemungkinan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten
Pemalang. Sehingga diharapkan masyarakat dapat mencapai kesejahteraan, baik
dalam hal pangan maupun perekonomian.
B.
Permasalahan
Berdasarkan
uraian di atas, maka permasalahan dalam makalah ini adalah: bagaimana prospek
pengembangan padi Sidenuk dan Mugibat dengan sistem pertanian organik di
Kabupaten Pemalang?
C.
Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui prospek pengembangan padi Sidenuk
dan Mugibat dengan sistem pertanian organik di Kabupaten Pemalang.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Padi
Sidenuk dan Mugibat
Sidenuk
adalah perbaikan dari varietas Diah Suci, yang merupakan varietas hasil
persilangan Cilosari dan IR 74 yang kemudian dimutasikan dengan cara iradiasi. Sidenuk
berasal dari singkatan Si Dedikasi Nuklir. Varietas itu dirilis Mei 2011 lalu
berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 2257/Kpts/SR.120/2011. Diah Suci sendiri punya
rasa yang enak dan produktivitas tinggi. Tapi jika pemupukannya banyak, dia
akan rebah. Sedangkan Sidenuk tidak mudah rebah. Batang Sidenuk lebih pendek 15
cm dari Diah Suci.
Keunggulan
Diah Suci tetap dipertahankan di Sidenuk. Di antaranya adalah ketahanan
terhadap wereng strain 1, 2 dan 3, potong leher dan hawar daun. Demikian juga
produktivitas tinggi dan rasa yang pulen. Potensi produktivitas Sidenuk adalah
6,5 ton per hektar.
Adapun
varietas Mugibat adalah singkatan dari Mutasi Unggul Iradiasi Batan. Varietas
ini merupakan hasil mutasi dari varietas Cimelati yang dilepas BP Padi
Departemen Pertanian pada tahun 2003. Mugibat juga punya rasa pulen, tahan
wereng, potong leher dan hawar daun.
Padi
varietas Sidenuk dan Mugibat merupakan padi hasil penelitian Prof. Dr. Mugiono,
pemulia padi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Kedua padi ini dikembangkan
dengan sifat varietas padi unggul yang tahan hama, berproduktivitas tinggi, dan
rasanya enak lewat teknologi iradiasi. Iradiasi adalah salah satu cara
menciptakan keanekaragaman yang teknologinya sudah siap.Salah satu tujuannya
adalah menciptakan padi unggul sehingga mampu mengatasi tantangan ketahanan
pangan. BATAN juga berupaya untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat bahwa
nuklir tidak selalu berdampak buruk. Pengembangan varietas padi dan penggunaan
teknologi nuklir dalam dunia kedokteran adalah salah satu contoh manfaat nuklir
(Utomo, 2011).
B.
Pertanian
Organik
Pertanian organik adalah sistem produksi pertanian
yang holistik dan terpadu yang mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas
agroekosistem secara alamiah, sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang
cukup berkualitas dan berkelanjutan (Badan Litbang Pertanian dalam Sumartono,
2010).
Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan
memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian
dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan
kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut (Sudirja, 2008).
1.
Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan
untuk mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi,
budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan
resiko-resiko lingkungan. Adapun contoh caranya
adalah sebagai berikut.
a. Penggunaan binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami
hama, seperti Tricogama sp., sebagai
musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman.
b. Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang
berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama.
2. Sistem Rotasi dan Budidaya
Rumput
Rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi
pematangan pupuk organik. Areal
peternakan yang dipadukan dengan rumput atau
kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak
dapat menghasilkan pupuk kandang yang
merupakan pupuk untuk areal pertanian.
3. Konservasi Lahan
Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman
alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah
hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air. beberapa kegiatan konservasi
lahan antara lain sebagai berikut.
a. Menggunakan dam penahan erosi.
b. Melakukan penterasan.
c. Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan
tanah.
4. Menjaga Kualitas Air/Lahan
Basah
Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah
menjadi bagian penting dalam pertanian.
Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa
memperhatikan kualitas air. Untuk menjaga kualitas air dapat dilakuka dengan
cara sebagai berikut.
a. Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).
b. Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi
saluran air.
c. Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk
mencegah peningkatan racun akibat aliran
air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.
5. Tanaman Pelindung
Penanaman tanaman-tanaman seperti vanili dan semanggi
pada akhir musim panen dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan
pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi
dan kualitas tanah.
6. Diversifikasi Lahan dan
Tanaman
kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di
lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa)
sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus
dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk
organik yang bisa digunakan antara lain sebagai berikut.
a. Pengomposan
b. Penggunaan kascing
c. Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan)
d. Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan
rumput laut.
7. Agroforestri (wana tani)
Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan
yang permanen, dimana tanaman semusim
maupun tanaman tahunan ditanam bersama atau dalam rotasi membentuk suatu tajuk
yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air
hujan. Sistem ini akan memberikan
keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan
lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain sebagai berikut.
a. Dapat dicegah terjadinya serangan hama secara total
yang sering terjadi pada tanaman satu jenis (monokultur).
b. Keanekaragaman jenis tanaman yang terdapat pada sistem
agroforestri memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang
secara berlapis ke arah vertikal. Adanya
struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari hempasan
air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang
berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air hujan yang
jatuh bebas.
C.
Kabupaten Pemalang
Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jawa Tengah
yang terletak di pantai utara Pulau Jawa. Secara astronomis Kabupaten Pemalang
terletak antara 109°17'30"-109°40'30" BT dan 6°52'30"-7°20'11"
LS.
Kabupaten Pemalang memiliki topografi bervariasi.
Bagian Utara Kabupaten Pemalang merupakan daerah pantai dengan ketinggian
berkisar antara 1-5 meter di atas permukaan laut. Bagian tengah merupakan
dataran rendah yang subur dengan ketinggian 6-15 m di atas permukaan laut dan
bagian Selatan merupakan dataran tinggi dan pengunungan yang subur serta
berhawa sejuk dengan ketinggian 16-925 m di atas permukaan laut. Wilayah
Kabupaten Pemalang ini dilintasi dua buah sungai besar yaitu Sungai Waluh dan
Sungai Pemali yang
menjadikan sebagian besar wilayahnya merupakan daerah aliran sungai yang subur (Anonim, 2010).
BAB III
PEMBAHASAN
Prospek
Pengembangan Padi Sidenuk dan Mugibat Dengan Sistem Pertanian Organik di
Kabupaten Pemalang
Penggunaan padi
varietas unggul merupakan salah satu metode perbaikan teknis budidaya yang
sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktivitas padi sawah. Varietas
unggul yang digunakan adalah varietas unggul yang berdaya saing tinggi (high yielding variety) (Aryunis dkk,
2008).
Varietas unggul
memberikan manfaat teknis dan ekonomis yang banyak bagi perkembangan suatu
usaha pertanian, diantaranya pertumbuhan tanaman seragam, panen serempak,
rendemen dan mutu hasil lebih tinggi sesuai selera konsumen, tanaman mempunyai
ketahanan tinggi terhadap gangguan hama dan penyakit serta mempunyai daya
adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga dapat memperkecil biaya
penggunaan input (Aryunis dkk, 2008)
Menurut Suharyanto dkk
(dalam Aryunis, 2008), sekarang ini keunggulan varietas baru semakin beragam
dan atau spesifik, sesuai dengan agroekosistem, permasalahan di lapangan,
lokasi spesifik, dan preferensi konsumen atau pengguna. Berkaitan dengan hal
ini ada varietas yang dilepas berdasarkan keunggulan spesifik dalam
mengantisipasi permasalahan lingkungan tumbuh, seperti tahan kekeringan, tahan
naungan, tahan suhu rendah, tahan hama wereng coklat, tahan penyakit blas, dan
tahan hama lainnya.
Puslitbang Teknologi
Isotop dan Radiasi-BATAN baru-baru ini yaitu pada pertengahan Mei 2011 telah
melepas 2 varietas padi baru, yaitu Sidenuk dan Mugibat (Utomo, 2011).
Keberhasilan pembangunan
pertanian selama ini telah memberikan dukungan yang sangat tinggi terhadap
pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, namun demikian disadari bahwa
dibalik keberhasilan tersebut terdapat kelemahan-kelemahan yang perlu
diperbaiki. Produksi yang tinggi yang telah dicapai banyak didukung oleh
teknologi yang memerlukan input bahan-bahan
anorganik yang tinggi dan produk-produk kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan
dengan dosis yang tinggi secara terus-menerus, terbukti menimbulkan banyak
pencemaran yang dapat menyumbang degradasi fungsi lingkungan dan perusakan
sumberdaya alam, serta penurunan daya dukung lingkungan (Sudirja, 2008).
Sehingga perlu dikembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan, yaitu
dengan pertanian organik.
Dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Pemalang Tahun 2011-2031, dalam Pasal 4 disebutkan
bahwa penataan ruang daerah bertujuan untuk mewujudkan ruang
daerah berbasis
pertanian yang didukung oleh sektor perdagangan dan
industri dalam sistem
wilayah terpadu dan berkelanjutan.
Untuk menunjang tercapainya
tujuan penataan ruang Kabupaten Pemalang maka dapat dilakukan dengan
mengembangkan varietas padi unggul dengan sistem pertanian yang berkelanjutan.
Varietas padi unggul yang dapat dikembangkan adalah padi Sidenuk dan Mugibat
yang merupakan produk varitas padi unggul yang terbaru dari BATAN. Beberapa
daerah telah mencoba menanam varietas padi ini, seperti Blitar dan Subang
dengan hasil mencapai 7 ton/Hektare (Arial, 2012). Dengan mengembangkan kedua
varietas padi ini di Kabupaten Pemalang, diharapkan dapat diperoleh hasil yang
sama.
Adapun sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture)
adalah pemanfaatan sumber daya yang dapat diperbaharui dan sumberdaya tidak
dapat diperbaharui untuk proses produksi pertanian dengan menekan dampak
negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin yang meliputi penggunaan
sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi, serta lingkungannya. Proses
produksi pertanian yang berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan
produk hayati yang ramah lingkungan (Kasumbogo dalam Sudirja, 2008).
Pertanian organik merupakan
salah satu bagian pendekatan pertanian berkelanjutan, yang didalamnya meliputi
berbagai teknik sistem pertanian, seperti tumpangsari (intercropping),
penggunaan mulsa, penanganan tanaman dan pasca panen. Pertanian organik
memiliki ciri khas dalam hukum dan sertifikasi, larangan penggunaan bahan
sintetik, serta pemeliharaan produktivitas tanah (Sudirja, 2008).
The
International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM) menyatakan bahwa pertanian organik bertujuan untuk:
(1) menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai,
(2) membudidayakan tanaman secara alami, (3) mendorong dan meningkatkan siklus
hidup biologis dalam ekosistem pertanian, (4) memelihara dan meningkatkan
kesuburan tanah jangka panjang, (5) menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang
diakibatkan penerapan teknik pertanian, (6) memelihara keragaman genetik sistem
pertanian dan sekitarnya, dan (7) mempertimbangkan dampak sosial dan ekologis
yang lebih luas dalam sistem usaha tani (Sudirja, 2008).
Berdasarkan hal tersebut maka Kabupaten Pemalang dengan lahan sawah irigasi
seluas 30.299 Hektar dan sawah bukan irigasi seluas 7.316 Hektar (Perda No. 3
Tahun 2011) sangat berpotensi untuk
mengembangkan varietas padi unggul sidenuk dan mugibat dengan sistem pertanian
organik.
BAB
IV
PENUTUP
Berdasarkan
uraian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa padi Sidenuk dan Mugibat dengan
sistem pertanian organik berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Pemalang
karena merupakan varietas padi unggul dan sistem pertanian organik juga
mendukung implementasi tujuan penataan ruang Kabupaten Pemalang yaitu mewujudkan ruang daerah berbasis pertanian yang didukung oleh sektor perdagangan dan industri dalam sistem wilayah terpadu dan berkelanjutan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2010. Kabupaten Pemalang. (On-line). http://wikipedia.org/kabupaten-pemalang
[diakses tanggal 23 Mei 2012]
Aryunis
dkk. 2008. Peningkatan Produksi Padi Melalui Pemanfaatan Varietas Unggul Baru
Hasil Litbang IPTEK Nuklir di Desa Rambah Kecamatan Tanah Tumbuh Kabupaten
Bungo. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat
(46): 39-45.
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2002. Prospek Pertanian Organik di Indonesia. (On-line). http://litbang.deptan.go.id/prospek-pertanian-organik-di-indonesia
[diakses tanggal 23 Mei 2012]
Darwanto, Dwidjono H. 2005. Ketahanan Pangan Berbasis
Produksi dan Kesejahteraan Petani. Jurnal
Ilmu Pertanian 12 (2): 152-164.
Pemerintah Kabupaten Pemalang. 2011. Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pemalang
Tahun 2011-2031. Pemalang
Siahaan,
N.H.T. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi
Pembangunan. Jakarta: Erlangga
Sudirja, Rija. 2008. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis
Sistem Pertanian Organik. Makalah disampaikan dalam acara Penyuluhan Pertanian, KKNM UNPAD Desa Sawit Kec. Darangdan
Kab.Purwakarta, 7 Agustus 2008.
Suhardi,
dkk. 2002. Hutan dan Kebun sebagai Sumber
Pangan Nasional. Yogyakarta: Kanisius
Sumartono.
2010. Pengaruh Sistem Pertanian Organik terhadap Perubahan Produktivitas Lahan,
Hasil Tanaman, dan Pendapatan Petani. Tesis.
Program Magister Sains Ilmu Lingkungan, Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto. (Tidak dipublikasikan)
Utomo,
Yunanto Wiji. 2011. Sidenuk dan Mugibat:
Inovasi Terbaru BATAN. (On-line). http://kompas.com/Sidenuk-Mugibat-inovasi-terbaru-batan
[diakses tanggal 29 Mei 2012]