Suasana di TPA Gunung Tugel, Banyumas |
Setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah seperti sisa makanan, kertas, plastik, botol, dan sebagainya. Volume sampah setiap tahunnya terus meningkat seiiring dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga makin banyak sampah yang tidak tertangani. Timbunan sampah yang terkumpul dan tidak tertangani akan menimbulkan masalah estetika, bau dan mengundang lalat yang membawa berbagai penyakit. Hal ini menimbulkan pencemaran yang akan merusak lingkungan (Sejati, 2009; Manurung, 2008), sehingga sampah organik memerlukan penanganan yang segera (Jana et al., 2006).
Kehadiran lalat umumnya tidak diharapkan karena dapat mengurangi
kenyamanan, estetika, dan higienis dari tempat tersebut. Lalat biasanya datang dan memakan hidangan yang telah disajikan dengan paksa (merampas
makanan) dan meninggalkan pathogen
yang dapat menyebabkan penyakit (merampas kesehatan) manusia (Suheriyanto,
2008). Lalat dapat menyebarkan berbagai jenis
penyakit (Rudianto, 2005) seperti kolera, diare, disentri, thypus dan TBC (Suraini, 2011; Suheriyanto, 2008).
Lalat merupakan media berbagai kuman penyakit (carier pathogen) mulai bekteri pathogen sampai virus penyebab
berbagai penyakit (Suheriyanto, 2008), serta protozoa dan telur cacing (Santi
dalam Suraini, 2011). Oleh karena itu, sampah dan benda-benda buangan yang
banyak terdapat di lingkungan kita perlu ditanggapi secara serius dan dicari
cara yang tepat untuk menanggulanginya (Wibowo, 2009).
Dibalik dampak negatifnya, sampah ternyata
masih mempunyai sisi positif. Sampah organik yang berupa sisa makanan dan
dedaunan dapat dibuat pupuk kompos, sedangkan kertas dapat di daur ulang
kembali. Sampah anorganik yang berupa plastik dapat di daur ulang kembali dan terbukti
sangat membantu industri dalam memenuhi pasokan bahan baku, selain itu juga
mengurangi pencemaran lingkungan yang dapat mengakibatkan banjir.
Sumber Pustaka
Jana, I W., N.K. Mardani, I
W., dan Budiyarsa S. 2006. Analisis Karakteristik Sampah dan Limbah Cair Pasar
Badung dalam Upaya Pemilihan Sistem Pengelolaannya. Ecotrophic 1(2): 1-10.
Manurung,
R. 2008. Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar dalam Pengelolaan Sampah
di Lingkungan Sekolah. Jurnal Pendidikan
Penabur (10): 22-34.
Presiden Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sekretaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Presiden Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Sekretaris Negara Republik Indonesia, Jakarta.
Sejati,
K. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu dengan
Sistem Node, Sub Point, dan Center Point. Kanisius, Yogyakarta.
Suheriyanto, D.
2008. Ekologi Serangga. Universitas
Negeri Malang, Malang.
Suraini. 2011.
Jenis-jenis Lalat (Diptera) dan Bakteri Enterobacteriaceae yang Terdapat di
Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Padang. Tesis. Pascasarjana Universitas Andalas, Padang.
Wibowo,
I. 2009. Pola Perilaku Kebersihan: Studi Psikologi Lingkungan tentang
Penanggulangan Sampah Perkotaan. Makara, Sosial
Humaniora 13(1): 37-47.