Papan nama Bank Sampah PAS (Andam, 2013) |
Bank
Sampah PAS (Peduli Akan Sampah) merupakan bank sampah yang terletak di
Perumahan Arcawinangun, Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Bank sampah ini
berdiri pada tanggal 27 Desember 2010 dengan dikelola oleh Henry Budi sampai
dengan sekarang. Henry Budi telah menjalin kerjasama dengan Dinas Cipta Karya
dan Tata Ruang (DCKKTR) serta Badan lingkungan Hidup (BLH) Daerah Kabupaten
Banyumas. Bank sampah ini telah memiliki
nasabah lebih dari 500 orang/kelompok, namun masih terbatas pada 17
desa/kelurahan. Sampah yang ditampung pada bank sampah ini masih terbatas pada
sampah anorganik dengan volume sampah sekitar 48 ton/tahun dengan komposisi 53%
sampah plastik, 33% kertas, 10% kaca, dan logam 4%. Omset pertahun mencapai 25
juta. Dengan demikian, bank sampah ini sangat efektif untuk dikembangkan secara
lebih luas di Kabupaten Banyumas untuk mengurangi sampah yang diangkut ke
TPA.
Yang
melatarbelakangi pendirian Bank Sampah PAS ini adalah sebagai berikut.
1.
Lapangan
·
Selama ini penerapan
pengelolaan sampah adalah dari sumber (rumah tangga/masyarakat) langsung dibuang ke tong
sampah dan selanjutnya diambil oleh Petugas Gerobak baik dari partisipasi
masyarakat/RW atau DCKKTR diangkut ke Tempat Penimbunan Sementara (TPS) dan
dari TPS diangkut oleh Petugas DCKKTR ke TPA (TPA Gunung Tugel, TPA Kalibagor,
TPA Kemutug Lor, dan TPA Tipar kidul). Belum ada proses pengelolaan sampah
dengan menggunakan metode 3R (Reduce,
Reuse dan Resycle) dari sumber.
Sampah yang diangkut ke TPA setiap harinya mencapai 2.675 m3/hari.
·
Tidak semua sampah
kota dapat terangkut ke TPA karena berbagail hal, seperti keterbatasan sumberdaya
baik armada pengangkutan maupun tenaga kerja. Sampah yang tidak terangkut
sebagian dikelola sendiri oleh masyarakat dengan cara dibakar maupun dibuang ke
sungai.
·
Beberapa masyarakat
sadar lingkungan telah memilah sampah pada sampah basah dan sampah kering,
tetapi oleh petugas gerobak dicampur kembali karena komposisi warga yang
memilah dan yang tidak memilah hanya sebagian kecil yang memilah selain
fasilitas gerobak yang belum ada pemisahnya.
·
Beberapa warga dalam
lingkup RT ada yang telah mengumpulkan sampah kering untuk dijual tetapi belum
maksimal karena belum ada administrasi menabung dan mereka belum mengetahui
potensi ekonomis sampah.
·
Terbentuknya Bank
Sampah PAS pada akhir tahun 2010 telah membantu untuk mensosialisasikan
masyarakat tentang linkungan terutama sosialisasi pengelolaan sampah dan
pemanfaatan sampah kembali, namun masih terbatas pada 15 desa/kelurahan dengan
jumlah nasabah 500 orang. Bank sampah ini terbukti efektif mengurangi volume
sampah yang diangkut ke TPA.
2.
Sosial
·
Sebagian besar
masyarakat belum peduli terhadap
pengelolaan sampah dan walaupun ada pengelolaan sampah masih bersifat
individual dan belum terorganisir secara terpadu, sehingga intensitas
kebersamaan dalam sosial kemasyarakatan sangat rendah.
3.
Ekonomi
·
Belum ada nilai
ekonomis terhadap pengelolaan sampah, selain masyarakat belum paham
terhadap pengelolaan sampah yang
mempunyai nilai ekonomis dengan 3R dan sebagian besar kesadaran terhadap
pengelolaan sampah masih rendah dikarenakan masyarakat masih menganggap bahwa
sampah merupakan sisa dari sebuah proses yang tidak diinginkan dan tidak
mempunyai nilai ekonomis.
4.
Lingkungan
·
Masih adanya
masyarakat yang membuang sampah bukan
pada tempatnya terutama di sungai/saluran dan dibakar yang menyebabkan
lingkungan menjadi kotor,timbulnya berbagai macam penyakit, pencemaran
lingkungan dan rusaknya ekosistem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar