Jumat, 24 Mei 2013

Sampah dan Lalat


Timbunan sampah yang terkumpul dan tidak tertangani akan menimbulkan masalah estetika, bau dan mengundang lalat yang membawa berbagai penyakit. Hal ini menimbulkan pencemaran yang akan merusak lingkungan (Sejati, 2009; Manurung, 2008), sehingga sampah organik memerlukan penanganan yang segera (Jana et al., 2006).
Kehadiran lalat umumnya tidak diharapkan karena dapat mengurangi kenyamanan, estetika, dan higienis dari tempat tersebut. Lalat biasanya datang dan memakan hidangan yang telah disajikan dengan paksa (merampas makanan) dan meninggalkan pathogen yang dapat menyebabkan penyakit (merampas kesehatan) manusia (Suheriyanto, 2008). Lalat dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit (Rudianto, 2005) seperti kolera, diare, disentri, thypus dan TBC (Suraini, 2011; Suheriyanto, 2008). Lalat merupakan media berbagai kuman penyakit (carier pathogen) mulai bekteri pathogen sampai virus penyebab berbagai penyakit (Suheriyanto, 2008), serta protozoa dan telur cacing (Santi dalam Suraini, 2011). Oleh karena itu, sampah dan benda-benda buangan yang banyak terdapat di lingkungan kita perlu ditanggapi secara serius dan dicari cara yang tepat untuk menanggulanginya (Wibowo, 2009). Penelitian Suraini (2011) menyatakan bahwa jenis lalat yang biasanya hidup disampah adalah Musca domestica dan Chrysomya megacephala, sedangkan Sopian dan Hidayat (2006) menyatakan bahwa spesies lalat mata bertangkai juga dapat hidup ditumpukan sampah, yaitu spesies Cyrtodiopsis dalmanni Wiederman dan Teleopsis sp. Dari berbagai jenis lalat tersebut, jenis Musca domestica (lalat rumah) dari famili Muscidae adalah jenis yang paling sering ditemukan pada timbunan sampah dan menjadi vektor penularan penyakit (Suraini, 2011; Khalil et al.,  2010; Ginandjar et al., 2005).
Musca domestica (Lalat rumah) (Andam, 2013)

Chrysomya megacephala (lalat hijau) (Andam, 2013)
Referensi        :
Ginandjar, P. dan E.S. Majawati. 2005. Identifikasi Cacing dan Protozoa Usus pada Tubuh Lalat. Meditek 13(34): 14-23.
Jana, I W., N.K. Mardani, I W., dan Budiyarsa S. 2006. Analisis Karakteristik Sampah dan Limbah Cair Pasar Badung dalam Upaya Pemilihan Sistem Pengelolaannya. Ecotrophic 1(2): 1-10.
Khalil, M.S.., A.A. Assar, M.M. Abo El-Mahasen, and Mahmoud. 2010. Morphological Effects of Some Insect Growth Regulators on Musca domestica (Diptera, Muscidae). Biology Science Journal 2(2): 29-36.
Manurung, R. 2008. Persepsi dan Partisipasi Siswa Sekolah Dasar dalam Pengelolaan Sampah di Lingkungan Sekolah. Jurnal Pendidikan Penabur (10): 22-34.
Rudianto, H. dan R. Azizah. 2005. Studi tentang Perbedaan Jarak Perumahan ke TPA Sampah Open Dumping dengan Indikator Tingkat Kepadatan Lalat dan Kejadian  Diare (Studi di Desa Kenep Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan). Jurnal Kesehatan Lingkungan 1(2): 152-159.
Sejati, K. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem Node, Sub Point, dan Center Point. Kanisius, Yogyakarta.
Suheriyanto, D. 2008. Ekologi Serangga. Universitas Negeri Malang, Malang.
Suraini. 2011. Jenis-jenis Lalat (Diptera) dan Bakteri Enterobacteriaceae yang Terdapat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Kota Padang. Tesis. Pascasarjana Universitas Andalas, Padang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar